Sore, dalam peraduan letih, sandaran rasa jenuh.
Table of Contents
Aku mengumpulkan lembaran-lembaran optimisme yang sempat berantakan, kuatur kembali dengan sangat hati-hati, aku tak mau ia berantakan lagi. Aku tak mau kehilangan rasa percaya diriku, karena bayang-bayang yang tercipta dari rasa cemas yang berlebihan.
Sore, dalam peraduan letih, sandaran rasa jenuh.
Aku sebenarnya
tidak bermaksud mengumbar rasa senang secara
berlebihan, mungkin caraku mengekspresikan rasa senang yang agak sedikit
berbeda. Bagiku, tak ada yang perlu untuk disembunyikan, bahkan sebuah rasa
senang yang sangat biasa-biasa saja bagi orang lain.
Di beranda rumah kecil,
diatas sofa lusuh yang mulai bolong dimana-mana, aku kembali memikirkan janji
yang telah ku ikrarkan melalui pesan-pesan singkat ku kirimkan padamu. Sebuah
janji, janji yang sangat besar.
Aku memikirkan setiap potongan-potongan
khayalan yang kuharap akan menjadi kenyataan saat janji tersebut terpenuhi. Aku
memikirkan banyak hal, mulai dari hal-hal lucu sampai pada hal-hal yang
menurutku aneh.
Terkadang rasa
cemas juga ikut berbaris dalam setiap potongan khayalan yang ku putar dalam
layar otakku. Rasa cemas ketika aku terlambat memenuhi janjiku, rasa cemas
ketika janji itu akhirnya harus ditepati oleh orang lain, rasa cemas ketika
kita tidak ditakdirkan untuk menepati janji tersebut.
Aku memikirkannya juga
sore ini. Sedikit berlebihan mungkin, tapi kau tahu, aku tak bisa
menyembunyikan apa yang menjadi pikiranku. Hormon oxytocin ku mungkin terlalu
cepat bereaksi dengan hal-hal yang berkaitan denganmu. Hormon yang berpengaruh
pada rasa cinta, dan cemburu.
Sore, dalam
peraduan letih, sandaran rasa jenuh.
Aku mengumpulkan
lembaran-lembaran optimisme yang sempat berantakan, kuatur kembali dengan
sangat hati-hati, aku tak mau ia berantakan lagi. Aku tak mau kehilangan rasa
percaya diriku, karena bayang-bayang yang tercipta dari rasa cemas yang
berlebihan.
Kutinggal kan sofa lusuh yang sedari tadi mengikatku dalam
kenyamanan berfantasi dalam pikiran-pikiran pesimis, maaf, aku harus melakukan
sesuatu. Setiap kali kepercayaan diriku jatuh, maka akan pungut kembali, untuk
mengejar janjiku, merangkulnya, dan membuatnya menjadi sebuah kenyataan, sampai
apa yang menjadi janjiku tercapai.
Post a Comment